Gili Kondo, Gili Kapal dan Gili Bidara
Hello viewer
..
welcome
to My Adventure Book. Untuk kalian para pembaca ataupun viewer, i
just say “welcome to my blog”. Mungkin akan sedikit membosankan
ya, karena pada dasarnya blog identik dengan tulisan yang amat
panjang. Tapi jangan khawatir, sebisa mungkin, author berusaha untuk
membuat pembaca tidak bosan untuk terus membaca blog ini. Lets go ..
Jadi
di blog ini, aku akan berbagi seputar perjalananku di tempat-tempat
yang indah. Tepatnya di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Mulai dari
pantai, gunung, bahkan bukit. Mungkin buat kalian-kalian semua udah
ga asing lagi sama yang namanya pulau Lombok. Pulau yang berada di
Provinsi Nusa Tenggara Barat ini memiliki sejuta keindahan di setiap
sudutnya. Mungkin hampir semua sisi pulau Lombok sangat indah
dan menakjubkan. Mulai dari Gunung Rinjani, Gili Trawangan, Bukit
Senanggi, Air Terjun Benang Kelambu dll.
Awal
aku terdampar di Pulau ini, tepatnya 15 Februari 2017. Karena
kebetulan aku ditugaskan bekerja di salah satu perusahaan swasta yang
bergerak di bidang energi. Karena sebelum-sebelumnya aku belum pernah
menginjakkan kaki di pulau ini, yang jelas selama
perjalanan menuju pulau ini bener-bener penasaran. Hal pertama yang
muncul di benakku adalah “Yess, keterima kerja di Lombok. Harus
mendaki Rinjani 3726 mdpl”. Bener-bener penasaran sama pulau Lombok
dan gunung Rinjaninya. Awal pertama sampai di tempat ini bener-bener
indah banget. Pas baru turun dari pesawat, menghirup udaranya masih
asri dan segar sekali. Hamparan sawah berwarna hijau di sekitar
Bandara Internasional Lombok menyambut kedatanganku dan teman-teman.
Sangat berbeda dengan Bandara Internasional Juanda yang sangat panas
dan udara yang penuh dengan asap dan polusi. Setelah keluar dari
Bandara Internasional Lombok, aku menuju ke sebuah tempat yang amat
sangat terpencil dan bahkan pelosok.
Dari Bandara Internasional
Lombok, kurang lebih 2 jam untuk sampai di lokasi tempatku bekerja.
Tepatnya di Jl. Raya Sambelia Km.2 Kel. Labuhan Pandan, Kec. Sambelia
Kab. Lombok Timur Nusa Tenggara Barat. Tapi selama di perjalanan,
kita bakal disuguhkan dengan pemandangan alam yang indah, mulai dari
hamparan sawah, gunung Rinjani dan acara-acara adat yang bisa kalian
temui seperti “nyongkolan” atau “gendang belek” (jika kalian
beruntung). Karena acara-acara adat seperti ini tidak bisa kita temui
setiap hari. Biasanya kalian bisa menemukan acara adat seperti ini
saat ada acara pernikahan atau sunatan. Tapi nggak semua masyarakat
Lombok menggunakan acara adat saat dilakukan pernikahan atau sunatan.
Tapi sebagian masyarakat masih menggunakan acara adat loh. Semoga
acara-acara adat seperti ini tetap dilestarikan ya. Oke, kita lanjut
ke perjalanan menuju kecamatan sambelia. Selain bertemu dengan acara
adat, kalian juga akan bertemu dengan salah satu spot foto di Lombok
Timur yaitu Wisata Pohon Purba. Menurut cerita masyarakat sekitar,
pohon ini sudah bepuluh-puluh tahun, atau bahkan ratusan tahun. Pohon
purba ini tumbuh tepat dipinggir pantai, kira-kira sekitar 1 km dari
bibir pantai. Oh ya, untuk lokasi pohon purba masih di kabupaten
Lombok Timur, tepatnya di Desa Menanga Baris Kecamatan Pringgabaya.
Oke
guys, aku akan membawa kalian ke tempat wisata yang pertama kali aku
kunjungi bersama teman-temanku. Yaitu Gili Kapal, Gili Kondo dan Gili
Bidara. Tempat ini nggak jauh dari tempat kerjaku. Kira-kira sekitar
5 menit jika ditempuh dengan menggunakan sepeda motor ya hehehe ..
Tempat ini berlokasi di Desa Padak Guar, Kel. Labuhan Pandan, Kec.
Sambelia. Jika kamu berangkat dari Bandara Internasional Lombok, kamu
harus sewa mobil untuk sampai ke tempat ini. Informasi terakhir yang
aku tau, biaya taxi sejenis “avanza” dari Bandara Internasional
Lombok sampai ke Desa Labuhan Lombok sekitar kurang lebih
“Rp.350.000,00/mobil”. Tapi sepertinya harga ini bisa di nego
lohh.
Alternatif kedua, kamu bisa menaiki bus Damri dari Bandara
Internasional Lombok sampai terminal Selong-Lombok Timur dengan biaya
sekitar Rp. 60.000,00/orang. Dari terminal selong, kalian harus
merogoh kocek lagi dengan sewa mobil atau motor. Jarak antara
terminal selong ke Desa Padak Guar sekitar 1 jam perjalanan. Fyi,
pantai ini masih sangat asri loh, dan masih jarang dikunjungi oleh
wisatawan asing maupun lokal. Biasanya tempat wisata ini ramai
dikunjungi masyarakat sekitar saat menjelang puasa dan setelah
lebaran. Oh ya, untuk menuju ke Gili Kapal, Gili Bidara dan Gili Kondo,
kamu harus menyeberang dari dermaga Pantai Gili Lampu. Nah, untuk sewa
kapal sejenis sampan tapi agak gede, kamu harus merogoh kocek yang
lumayan juga, sekitar 300-500 ribu/kapal rupiah ya. Satu kapal bisa
diisi 10-15 orang. Tapi harga sewa kapal masih bisa di tawar loh, so
kalo kamu perginya rame-rame ga bakal mahal kok. Tinggal dibagi aja sama
jumlah personel. Asik kann
Kamu
akan menyeberang kurang lebih 5 sampai 10 menit dari pinggir pantai
Gili Lampu sampai menuju Gili Kondo, Gili Bidara dan Gili Kapal. Durasi
waktu yang kamu tempuh, tergantung dengan angin dan ombak. Biasanya
driver kapal akan membawa kamu snorkling terlebih dahulu di sekitar Gili
Petagan. Air di Gili Petagan sangat jernih dan dasar lautnya lumayan
dangkal. Tapi, untuk kamu yang ga bisa berenang harus siap pake
pelampung ya. Setiap kapal biasanya sudah menyediakan pelampung sekitar
10-15 pcs. Tapi untuk kacamata snorkling, kamu harus sewa sekitar 20-25
ribu rupiah. Jadi kalo di total lumayanlah ya biayanya hehehe
Tapi kamu nggak usah khawatir, kamu nggak akan sia-sia setelah kamu
sampai di tempat ini.
Setelah puas snorkling ria, selanjutnya driver
kapal akan membawamu ke Gili Kapal. Pasti dibenak kalian timbul
pertanyaan "namanya gili kapal? emang ada kapalnya?" Jadi menurut cerita
masyarakat sekitar, di jaman dahulu ada kapal tua yang terdampar dan
kandas di tempat ini. Lambat laun, kapal ini tertimbun pasir pantai
sehingga membentuk daratan yang amat kecil. Kalo sekarang sih, udah jadi
gundukan pasir. Entah dimana kapalnya, sudah tak terlihat lagi. Nah,
biasanya Gili Kapal ini hanya bisa dipijak saat air laut surut. Namun,
saat air laut pasang, Gili Kapal nggak bisa terlihat. Jadi usahakan ke
Gili Kapal ini saat air laut surut ya. Jadi bisa menikmati 3 Gili ini
dengan komplit Setelah sampai di Gili Kapal, kamu bisa berfoto-foto ria di tempat ini.
Percaya deh, Gili Kapal ini bener-bener instagramable banget deh. Air
lautnya jernih dan warna birunya bagus banget.
Setelah puas di Gili
Kapal, perjalanan selanjutnya yaitu Gili Bidara. Letak Gili Kapal dan
Gili Bidara saling berdekatan. Waktu tempuh dari Gili Kapal menuju Gili
Bidara nggak sampe 5 menit loh. Kira-kira 2-3 menit, kamu sudah sampai
di Gili Bidara. Nah, Gili Bidara ini lumayan luas, hampir sama seperti
Gili Kondo. Di dalamnya ada pepohonan dan beberapa jenis tanaman yang
bisa digunakan untuk berteduh di siang hari. Kecuali mbk bule dan mas
bule yang pastinya lebih memilih berjemur daripada berteduh di bawah
pohon. Kamu bisa menikmati Gili Bidara dengan snorkling atau bisa juga
berenang. Karena airnya yang sangat jernih, kamu bisa melihat berbagai
macam ikan yang ada di sekitar Gili Bidara.
Selanjutnya,
tujuan terakhir adalah Gili Kondo. Biasanya driver kapal akan membawa
kamu ke Gili Kondo setelah puas mengitari kawasan Gili Kapal, Gili Kondo
dan Gili Bidara. Mungkin Gili Kondo, bisa dibilang sebagai pusat
keramaian di sekitar kawasan Gili yang ada di Lombok Timur. Karena hanya
di Gili Kondo kamu dapat menjumpai penjual makanan, snack ataupun soft
drink. Harganya nggk terlalu mahal loh, masih cukup terjangkau. Tapi,
tetap aja lebih baik membawa makanan atau snack dari rumah yaa, karena
akan lebih hemat plus mengurangi pengeluaranmu. Di Gili Kondo, belum
tersedia makanan berat. Untuk makanan berat, hanya tersedia Indomie
Goreng plus telur mata sapi alias telur ceplok. Lumayan lah ya untuk
jadi camilan perutmu pas lagi laper. Hanya ada satu penjual di Gili
Kondo, selain itu tak ada lagi penjual. Intinya "Hanya ada satu Toko"
Karena kawasan ini masih sangat sepi dan alami banget, jadi 3 Gili di
kawasan ini tak berpenghuni. Selain belum terjangkau saluran air bersih
(air tawar atau PAM), listrik juga belum ada. Jadi biasanya ibu penjual
makanan di warung ini buka di pagi hari dan tutup di sore hari. Jadi di
malam hari, 3 Gili ini bener-bener sepi dan tak berpenghuni. Biasanya
para wisatawan menghabiskan waktunya sampai sore hari di Gili Kondo.
Berbagai macam pohon yang tumbuh di Gili ini, membuat Gili Kondo sangan
rindang dan teduh. Ada yang bersantai sambil bermain gitar, bermain air
di tepi pantai, bahkan kamu akan menemui keluarga yang sedang camping di
Gili Kondo.
Saat senja mulai datang, beberapa kapal akan menjemput para wisatawan yang ada di Gili Kondo. Beberapa kapal akan membawa wisatawan kembali ke dermaga Gili Lampu. Tak jarang juga ada beberapa wisatawan yang memilih bermalam di Gili Kondo. Jadi jangan heran kalo kamu menjumpai tenda yang ada di Gili Kondo. Biasanya, setelah sampai di dermaga penyebrangan Gili Lampu, kamu akan menjumpai beberapa toilet umum. Nah, untuk kamu yang habis mandi air laut, pasti rasanya gatel dan lengket kan? Kamu bisa mandi di toilet umu ini, airnya nggak asin loh. Karena masyarakat sekitar sudah menggunakan air PAM. Tarifnya 3-5 ribu rupiah. Tetap utamakan kebersihan ya guys. Jangan lupa, untuk TIDAK meninggalkan sampah diamanapun kamu singgah. Apalagi di tempat wisata. Yuk lestarikan Bumi kita agar tetap bersih dan indah .
Mungkin sampai disini dulu ya, ulasan untuk 3 Gili yang ada di Kabupaten Lombok Timur. Terima Kasih sudah membaca See You
Komentar
Posting Komentar